Secara umum, patah tulang harus dirontgen untuk memastikan dimana posisi pasti patah tulang dan menentukan tingkat keparahannya.
Rontgen adalah pemeriksaan penunjang yang menggunakan radiasi pengion untuk menghasilkan gambar bagian tubuh dalam. Pada rontgen, tulang akan tampak putih, sedangkan jaringan lunak akan tampak abu-abu.
Pemeriksaan rontgen patah tulang dapat dilakukan dengan posisi tegak atau berbaring, tergantung pada lokasi patah tulang. Pasien akan diminta untuk tetap diam selama pemeriksaan berlangsung.
Hasil rontgen akan menunjukkan apakah tulang mengalami patah atau tidak, serta sejauh mana keparahan patahnya.
Alasan Patah Tulang Harus Dirontgen
Berikut adalah beberapa alasan mengapa patah tulang harus dirontgen:
- Untuk memastikan apakah ada patah tulang atau tidak. Gejala patah tulang, seperti nyeri, bengkak, dan perubahan bentuk, dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti memar, keseleo, atau cedera otot. Rontgen adalah pemeriksaan yang paling akurat untuk mendeteksi patah tulang.
- Untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan patah tulang. Ada berbagai jenis patah tulang, mulai dari patah tulang retak hingga patah tulang terbuka. Tingkat keparahan patah tulang dapat memengaruhi cara penanganannya. Rontgen dapat membantu dokter menentukan jenis dan tingkat keparahan patah tulang.
- Untuk menentukan apakah ada kerusakan pada jaringan lunak di sekitar tulang. Patah tulang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya, seperti otot, saraf, atau pembuluh darah. Rontgen dapat membantu dokter mendeteksi kerusakan pada jaringan lunak.
Prosedur rontgen untuk patah tulang umumnya dilakukan dengan pasien berbaring di atas meja rontgen. Dokter akan mengarahkan sinar-X ke bagian tubuh yang mengalami cedera.
Sinar-X akan melewati tulang dan jaringan lunak di sekitarnya. Gambar yang dihasilkan oleh sinar-X akan menunjukkan adanya garis putus pada tulang yang menunjukkan patah tulang.
Rontgen adalah pemeriksaan medis yang aman dengan risiko minimal. Namun, wanita hamil harus memberitahu dokternya jika mereka sedang hamil sebelum menjalani rontgen. Radiasi sinar-X dapat membahayakan bayi yang sedang berkembang.
Baca Juga : Apakah Gips Perlu Diganti Saat Penyembuhan Patah Tulang?
Pemeriksaan Lain untuk Patah Tulang
Selain rontgen, ada beberapa pemeriksaan penunjang lain yang dapat digunakan untuk mendiagnosis patah tulang, yaitu:
- CT scan
- MRI
- Bone scan
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dapat memberikan gambaran yang lebih detail tentang kondisi tulang yang patah.
Penanganan patah tulang tergantung pada jenis, keparahan, dan lokasi patah tulang. Pada umumnya, patah tulang dapat ditangani dengan:
- Pembidaian
- Gips
- Operasi
Penanganan yang tepat akan membantu mempercepat penyembuhan patah tulang dan mencegah terjadinya komplikasi.
Jika Anda mengalami cedera yang menyebabkan nyeri, bengkak, atau perubahan bentuk, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin akan menyarankan Anda untuk menjalani rontgen untuk memastikan apakah ada patah tulang.
Jika Anda ingin berkonsultasi tentang rontgen untuk patah tulang, Anda bisa hubungi nomor Gadjah Mada Orthopaedic Center lewat WA/telp :